Lakon ini mengisahkan kelahiran Setyaki anak Prabu Setiajid dengan Dewi Warsini dari Kerajaan Lesanpura. Disaat Dewi warsini mengandung delapan bulan ia ingin menaiki harimau putih. Untuk memenuhi keinginan istrinya, Prabu Setiajid segera pasang grogol atau jaring di tengah hutan sehingga mendapatkan harimau putih lalu diserahkan istrinya untuk menaikinya. Namun betapa terkejutnya setelah Dewi Warsini menaiki, harimau itu lari dengan membawa Dewi Warsini.
Di tengah perjalanan harimau putih mengaku kalau ia adalah patih Singamulangjaya yang sedang diutus rajanya yakni Prabu Gadamustaka dari Swalabumi karena ingin memperistri Dewi Warsini.
Di tengah jalan itu Dewi Warsini melahirkan, oleh Singamulangjaya akan dibunuhnya tetapi tidak tewas bahkan semakin besar akhirnya Singamulangjaya dibunuhnya. Anak itu diberi nama Setyaki, Wresinala, Tambakyuda, Yuyudana.
Selanjutnya Setyaki dapat menaklukkan Prabu Gadamustaka dan menguasai Kerajaan Swalabumi.
Di tengah perjalanan harimau putih mengaku kalau ia adalah patih Singamulangjaya yang sedang diutus rajanya yakni Prabu Gadamustaka dari Swalabumi karena ingin memperistri Dewi Warsini.
Di tengah jalan itu Dewi Warsini melahirkan, oleh Singamulangjaya akan dibunuhnya tetapi tidak tewas bahkan semakin besar akhirnya Singamulangjaya dibunuhnya. Anak itu diberi nama Setyaki, Wresinala, Tambakyuda, Yuyudana.
Selanjutnya Setyaki dapat menaklukkan Prabu Gadamustaka dan menguasai Kerajaan Swalabumi.